Bongkar Kelemahan Man United Jelang Final Liga Europa

Bongkar Kelemahan Man United Jelang Final Liga Europa, Ferdinand Berkata
Manchester United akan menghadapi Tottenham Hotspur di final Liga Europa 2024/2025. Duel ini dijadwalkan digelar di Stadion San Mamés, Bilbao, pada Kamis, 22 Mei 2025, pukul 02.00 WIB. Bagi sebagian penggemar sepak bola, nama Final Liga Europa terdengar bak ori tradisional, penuh rasa, dan antisipasi yang tinggi. Tapi, di balik euforia itu, muncul sorotan tajam soal performa Setan Merah musim ini—kontras bak siang dan malam antara kiprah mereka di Liga Inggris dan Liga Europa IDNSCORE.
Kontras Performa Man United di Dua Kompetisi
Permainan Manchester United di Liga Europa musim ini terbilang istimewa. Mereka belum tersentuh kekalahan—bagai kapal yang berlayar mulus tanpa karang. Namun, di Liga Inggris, MU bak sedang terseret arus deras, menelan 18 kekalahan dalam 37 pertandingan. Hasil yang jauh dari tongkrongan tradisi klub sebesar MU. Kehilangan poin demi poin terasa bak luka yang tak kunjung sembuh.
Nah, perlu dicatat pula, dua kekalahan teranyar MU di Liga Inggris musim ini justru datang dari Tottenham Hotspur. Di Old Trafford, mereka tumbang 0-1, dan di London Utara, skor yang sama membuat mereka pulang tanpa poin. Dari situ saja sudah terlihat ujung gelombang besar yang mengancam keyakinan Setan Merah, apalagi jika harus bentrok lagi di laga final.
Analisis Rio Ferdinand: Bukan Sekadar Cerita
Eks kapten legendaris Manchester United, Rio Ferdinand, buka suara tentang situasi ini. Menurut Ferdinand, masalah utama Setan Merah bukan sekadar taktik atau motivasi, melainkan kondisi fisik pemain yang “kedodoran.” Bila diibaratkan, MU bak sedang berjalan di jalan menanjak dengan ban yang kempis. Pemain kelelahan, intensitas lari menurun, dan pola pressing jadi kendor. Ferdinand mengingatkan, menghadapi tim Inggris sejatinya bukan perkara enteng karena karakter permainan mereka kerap mengandalkan kecepatan dan fisik, bukan sekadar teknik atau passing memikat.
Di mata Ferdinand, final melawan Tottenham Hotspur akan menjadi ujian terbesar karena keduanya sudah saling kenal karakter. Tottenham, yang menjuarai Premier League kapan pun mereka happy-nya, punya hasrat yang sama untuk mengangkat piala di Eropa. Jadi, bila MU tidak memperbaiki fisik dan mental, hasilnya bisa “pahit” bak kopi tanpa gula.
Bongkar Kelemahan Catatan Penting untuk Manchester United
Apa saja poin yang perlu jadi perhatian MU jelang final? Pertama, rotasi pemain. Erik ten Hag harus pintar-pintar membagi beban agar para pilar tim utamanya—seperti Bruno Fernandes, Marcus Rashford, dan Casemiro—tidak dipaksa terus-menerus. Jika terlalu dipaksa, risiko cedera dan drop performa semakin tinggi. Kalau pun rasio menit bermain mereka dikurangi, MU harus punya sosok pengganti yang bisa tampil setara.
Kedua, strategi pressing. Di Premier League, intensitas pressing Tottenham kerap mematikan alur serangan lawan. MU mesti menyiapkan antisipasi, dari pressing balik yang lebih kompak hingga penyesuaian pola formasi agar tidak mudah ditembus. Merubah ritme permainan bukan sekadar soal taktik, tapi juga soal mentalitas: mau bertahan rapat lalu melepaskan serangan balik cepat atau bermain lebih dominan menguasai bola sejak awal. Pilihan ini akan jadi kunci menentukan kelangsungan di pertandingan yang bakalan menegangkan itu.
Ketiga, soal psikologis. Jelang partai puncak, tim perlu meredam tekanan eksternal—terutama sorotan media yang bak paparazzi siap menerkam setiap kelemahan. Pemain yang merasa tertekan bisa kehilangan fokus. Ten Hag dan staf pelatih harus menerapkan pendekatan ala psikologis, memberi skenario mental agar pemain siap menerima segala kemungkinan di lapangan. Kalau mereka berhasil kalibrasi ini, kelelahan mental akibat kekalahan di Liga Inggris barangkali bisa sedikit terobati.
Prediksi dan Harapan
Meski dibayang-bayangi riwayat kalah kandang dan tandang dari Tottenham di Liga Inggris, final sekali lagi adalah cerita baru. Ada durasi 90 menit di Stadion San Mamés tempat MU bisa mengubah skor dan nasib mereka. Tottenham sendiri tak bisa dianggap remeh. Mereka punya lini depan tajam, terutama Harry Kane—yang bak kompas gol, selalu tahu di mana harus menembak.
Namun, jangan salah: MU masih punya ambisi besar. Dukungan suporter, meski hadir dalam bentuk virtual maupun di bangku yang terbatas karena jarak yang jauh ke Spanyol, tetap memberi energi. Bagai bara yang menyala, semangat itu diharapkan membakar hasrat para pemain untuk membalik keadaan. Kalau MU mampu bermain sesuai kapasitas, menepiskan beban kekecewaan di Liga Inggris, hasil bisa berbeda dibanding pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Jelang final Final Liga Europa 2024/2025, Manchester United harus memperbaiki beberapa sisi—mulai dari kondisi fisik pemain yang kelelahan, strategi pressing yang sempat bocor, hingga mental tim yang perlu dijaga agar fokus. Pesan dari Rio Ferdinand mengingatkan bahwa lawan sesama tim Inggris bukanlah lawan biasa. Tottenham Hotspur sudah tahu kelemahan MU, sementara Setan Merah harus pandai menutupi semua celah itu.
Bongkar Kelemahan Pada akhirnya, piala bukan hanya soal skill di atas lapangan, tetapi juga soal bagaimana sebuah tim meredam tekanan, menjaga stamina, dan menyulap kekurangan menjadi kelebihan. Semoga final di Bilbao nanti menjadi panggung bagi MU untuk unjuk kemampuan, menutup musim dengan cerita indah, dan menegaskan diri sebagai salah satu raksasa Eropa. Kalau kamu penggemar Setan Merah, jangan lupa pantengin laga seru ini, karena siapa tahu, malam itu piala bakal pulang ke Old Trafford.